1.
Latar Belakang
Masyarakat adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Didalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang
berkaitan dengan masyarakat, mulai dari intertaksi yang dilakukan, kontak
sosial, komunikasi sosial, sosialisaasi, hingga norma dan nilai yang berlaku
dalam masyarakat dan tak tertinggal pula prilaku menyimpang perorangan ataupun
masyarakat. Karl marx menilai masyarakat sebagai struktur yang terdapat
ketegangan sebagai akibat pertentangan antarkelas sosial sebagai akibat
pembagian nilai-nilai ekonomi yang tidak merata di dalamnya.
Didalam kehidupan
sosial dalam sebuah masyarakat pasti terdapat aturan-aturan pokok untuk
mengatur perilaku anggota masyarakat yang terdapat dalam sebuah lingkungan
sosial. Aturan yang berupa hal yang dilarang, diperbolehkan atau diperintahkan
yang dimana hal itu biasanya dinilai sebagai hal yang baik, layak, patut, dan
pantas bagi masyarakat ditempatnya yang berarti di dalam sebuah kelompok
masyarakay memiliki kebiasaan yang berbeda dengan kelompok masyarakat yang
lainnya. Sehingga hal yang dianggap benar ataupun salah dalam setiap kelompok
berbeda dengan kelompok lainnya. Dan dalam sebuah masyarakat dimana yang
anggotanya melakukan hal yang tidak sesuai nilai dan norma yang berlaku
dianggap sebagai pelaku dari perilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang
sendiri dapat dikatakan sebagai perilaku dari para anggota masyarakat yang
dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan ataupun norma sosial yang
berlaku. Menurut Bruce J.
Cohen, ukuran yang menjadi dasar adanya penyimpangan bukan baik atau buruk,
benar atau salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran norma
dan nilai sosial suatu masyarakat. Adapun Robert M. Z. Lawang, membatasi perilaku menyimpang
meliputi semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam
sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
Banyak bentuk dari
penyimpangan sosial pada saat ini, termasuk penyimpangan seksual ataupun
kekerasaan seksual dalam masyarakat yang mulai menjamur di indonesia yang mulai
mencemari masyarakat indonesia mulai dari yang tua bahkan yang muda yang dirasa
masih terlalu dini untuk mengenal hal yang berbau seksual.
2.
Rumusan
masalah
·
Apa saja
bentuk dari perilaku menyimpang?
·
Bagaimana
penyimpangan seksual yang sering terjadi?
·
Bagaimana
bentuk kekerasan terhadap perempuan (violence) yang bersinggungan dengan
perilaku menyimpang seksual?
3.
Tujuan
·
Mengetahui
apa saja bentuk dari prilaku menyimpang
·
Mengetahui
bentuk dari penyimpangan seksual yang ada dan sering terjadi
·
Mengetahui
bagaimana kekerasan dalam penyimpangan seksual
4.
Pembahasan
·
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang
Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
dilihat berdasarkan kadar penyimpangannya dan dilihat berdasarkan pelaku penyimpangannya.
A. Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1. Penyimpangan primer
Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan. Para
pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan
penyimpangan. Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus
(insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya
mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok tetangga, ataupun balapan liar di
jalan. Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang
melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.
2. Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat.
Umumnya perilaku peny impangan dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang
dan terus menerus meskipun pelakunya sudah dikenai sanksi. Bentuk penyimpangan
ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan
pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga
pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.
B. Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1. Penyimpangan individu (individual deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa
campur tangan orang lain. Contohnya seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi
yang melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu kasus, suami
atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang tua. Dilihat
dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat individual, menyebabkan
pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan
penjahat.
2. Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang
secara bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang. Contohnya pesta narkoba
yang dilakukan kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok
suku, ataupun pemberontakan. Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk
dikendalikan, karena kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai
serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap
fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka
merasa tidak melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan
penyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.
3. Penyimpangan campuran (mixture of both
deviation)
Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan individu.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat
memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang seperti
halnya dirinya. Contoh penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat
uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.
·
Bentuk penyimpangan seksual
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh
seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual tidak sewajarnya. Bentuk-bentuk
penyimpangan seksual adalah :
Homoseksual, yaitu perilaku yang tertarik pada sesame jenis. Pria yang
melakukan tindakan ini disebut homoseks atau gay, sedangkan wanita disebut
lesbian.
Transeksual, yaitu perilaku seseorang yang mengubah karakteristik
seksualnya.
Sadomasokisme, yaitu seseorang yang melakukan seksual cenderung dengan
kekerasan.
Ekshibisme, yaitu perilaku seksual yang memperoleh kepuasannya dengan
memperlihatkan kelaminnya kepada orang lain sesuai kehendaknya.
Voyeurism, yaitu perilaku seksual yang memperoleh kepuasan seksual
dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi.
Fetishisme, yaitu perilaku yang disalurkan melalui bermastrubasi dengan
benda-benda yang dapat meningkatkan hasrat seksualnya.
·
Violance
dan penyimpangan seksual
Perkosaan terhadap perempuan merupakan bentuk violence yang
sering terjadi di indonesia. pemerkosaan terhadap perempuan tidak hanya dalam
bentuk pemerkosaan seksual, tetapi juga sering terjadi pemerkosaan dalam bentuk
pemaksaan perkawinan oleh orang tuanya, sebab hakikat pemerkosaan yaitu
pemaksaan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan pemaksa sehingga
pihak yang terpaksa merasa tidak rela untuk melakukan perbuatan tersebut.
keterpaksaan itu terjadi akibat ketidakberdayaan untuk melakukan perlawanan
atau bisa jadi ada perasaan takut menghadapi ancaman dan sebagainya.
Kasus violence yang sering sekali terjadi adalah tindakan
pemukulan dan serangan fisik dalam rumah tangga (domestic violent). Termasuk
dalam kekerasan ini adalah kekerasan terhadap anak didalam rumah tangga. Kasus
violence yang terjadi di rumah tangga ini sejatinya disebabkan karena perempuan
dianggap sebagai sesuatu milik suami sehingga suami berhak melakukan apapun
sesuai denga keinginan suami.
Prostitusi dan pelacuran juga termasuk bentuk violence yang
marak terjadi di indonesia. bentuk kekerasan ini, walaupun dilakukan oleh
perempuan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga terutama
orang tuanya akan tetapi, tidak disadari bahwa berbagai kasus prostitusi selalu
berdampak kerugian dipihak perempuan, sedangkan yang memperoleh keuntungan dari
tindak prostitusi dan ekspliotasi ini selalu dipihak mucikari. Violence yang
paling umum dan sering terjadi dan dilakukan dalam masyarakat adalah berupa
pelecehan seksual. Bentuk kekerasan ini yang sering terjadi adalah perhatian
kaum laki-laki yang tidak dikehendaki oleh kaum perempuan. Sering kali
pelecehan seksual terjadi dalam bentuk leluco-lelucon jorok secar vulgar yang
dipaprkan di depan perempuan, menyakiti, mebuat malu dengan perkataan kotor,
hingga kasus dalam bentuk janji ketika kaum perempuan menempati posisi
pekerjaan tertentu dengan meminta imbalan pelayanan seks kepada mereka.
Berbagai kasus calon artis yang dijanjikan akan diorbitkan namanya di public,
kaum buruh migran perempuan yang akan dikirimkan ke luar negeri seringkali
menjadi korban seksual.
Bahkan
kini kekerasan seksual terhadap perempuan seperti menjadi tren di masyarakat
dengan munculnya kasus-kasus permerkosaan dengan kekerasan di permukaan yang
sering muncul beritanya sebagai headline sebuah berita,
5.
Kesimpulan
Kita
perlu memahami tentang bagaimana dan apa itu penyimpangan sosial dengan
mengerti terlebih dahula bagaimana norma dan nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Namun hal yang menarik terletak pada penyimpangan sesksual yang
kerap terjadi dalam masyarakat baik itu yang hanya berdampak pada pelaku
perilaku menyimpang ataupun berdampang pada orang lain. Ada baiknya untuk
memenuhi keinginan dan hak kita, kita tak merenggut hak dari orang lain.
Daftar Pustaka dan Referensi
M Setiadi, Elly. Usman, Kolip. Pengantar Sosiologi. Jakarta :
Kencana. 2011
Soekanto, Soerjono Prof. Dr. Lestarini, Ratih.
Howard S. Becker: Sosiolggi Penyimpangan. Jakarta: Rajawali. 1988
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
di akses 16:00, Rabu 15
Juni 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat di akses 16:00 Rabu 15 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar